Umat Muslim Wajib Tahu, Kedudukan Matahari Dalam Menentukan Waktu Sholat

Umat Muslim Wajib Tahu, Kedudukan Matahari Dalam Menentukan Waktu Sholat

Dalam ajaran ibadah umat Islam, mempunyai lima waktu shalat yang ternyata bukan hanya dengan melihat jadwal sholat running text untuk mengetahui waktu sholat akan tetapi kedudukan dan cahaya matahari juga bisa menjadi pedoman dalam menentukan waktu sholat subuh dan isya.

Ibadah shalat memang merupakan suatu ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap umat Islam dan juga termasuk ke dalam salah satu Rukun Islam. Menurut para peneliti islam kedudukan matahari yang bisa dilihat secara langsung dapat menentukan awal waktu dzuhur, awal waktu ashar, dan juga awal waktu maghrib. Kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara menentukan waktu shalat ini? Untuk lebih jelasnya silahkan baca baik-baik penjelasan berikut ini:

Beberapa ulama telah sepakat bahwa dalam pandangan kriteria menentukan awal waktu subuh khusus di negara Indonesia tetap bisa menggunakan sudut depresi matahari 20 derajat yang berada di bawah ufuk timur. Karena hal ini juga sudah memiliki landasan fikih yang kuat dan juga didukung oleh hasil pengamatan–pengamatan para ulama yang mempunyai pengetahuan tentang ilmu falak.

Akan tetapi, ada sebagian para ulama lain yang menyampaikan sekiranya perlu ada perubahan kriteria menentukan awal waktu subuh dengan mengusulkan penggunaan sudut depresi matahari 18 derajat di bawah horizon.

Sedangkan, posisi matahari yang tidak bisa dilihat secara langsung, akan tetapi gejala–gejalanya masih bisa disaksikan, dapat menentukan awal waktu isya dan juga awal waktu subuh. Hal ini terlepas dengan waktu sholat yang biasanya sudah diatur di jadwal sholat running text.

Seperti contoh mulai waktu sholat isya diawali dengan menghilangnya cahaya senja merah, jauh setelah matahari terbenam. Sedangkan waktu subuh dimulai sejak terbitnya cahaya fajar, jauh sebelum terbitnya matahari.

Hal tersebut juga didukung oleh mayoritas para ulama fikih yang berpendapat bahwa awal waktu subuh ditandai dengan munculnya fajar sidik di horizon timur. Sekedar informasi bahwa fajar sidik itu hanya terlihat di kaki langit, sehingga ketika kamu melihat di dalam ruangan dan di lingkungan sekitar tidak heran jika kondisinya masih terlihat gelap.

Baca Juga: Ini Dia Tata Cara Sholat Khusus untuk Ibu Hamil

Begitupun sebaliknya, untuk dimulainya waktu sholat ‘isya, mayoritas ulama fikih berpendapat bahwa waktu isya dimulai tepat ketika menghilangnya safak merah, yaitu suatu bagian cahaya senja yang masih menampakkan warna kemerah–merahan di langit.

Perbedaan sifat antara fajar sidik sebagai cahaya putih kebiru–biruan yang berada di horizon timur dan safak merah sebagai cahaya kemerah–merahan di sisi horizon bagian barat menyebabkan terjadinya asimetri dalam menunjukkan awal waktu subuh dan awal waktu isya’. Hal tersebut juga sudah dilakukan penelitian yang dilakukan oleh para ulama yang kompeten di bidangnya untuk menentukan waktu shalat, dengan berbagai macan instrumen dan alat yang memadai dan berperan seperti layaknya mata elektronik.

Demikian sedikit informasi tentang kedudukan matahari dalam menentukan waktu sholat, khusunya waktu sholat subuh dan isya’. Bagi kamu yang masih ragu dalam menentukan waktu sholat dengan cara melihat posisi matahari sangat disarankan untuk menggunakan jadwal sholat running text yang bisa dibeli di SINAR LED. Menyediakan juga beraneka macam jenis jam masjid digital dengan kualitas terbaik dengan harga yang sangat terjangkau . Bagi kamu yang berminat bisa memesannya melalui toko-toko online seperti Bukalapak, Tokopedia, dan juga Shopee atau bisa juga langsung menghubungi SINAR LED.

Similar Posts